Minggu, 29 Desember 2013

REVIEW JURNAL KONSUMEN

REVIEW JURNAL PENGARUH PSIKOLOGI KONSUMEN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KEMBALI SMARTPHONE BLACKBERRY A. Latar Belakang Masalah Berawal dari kebutuhan masyarakat untuk mengakses internet menggunakan telepon selular mulai meningkat, dengan populernya telepon selular bernama communicator. Pada tahun 2000-an telepon selular jenis ini merupakan gadget dengan kemampuan mengakses internet yang terbaik. Sejalan dengan perkembangan teknologi telepon selular dan pergeseran selera konsumen, maka para pengguna communicator mulai terlihat nyata bergeser ke BlackBerry pada 2008. Pelanggan yang menggunakan layanan BlackBerry semakin meningkat. BlackBerry sebenarnya merupakan merk smartphone dengan kemampuan mengakses internet yang lebih baik dari pada generasi teknologi telekomunikasi selular sebelumnya. BlackBerry memiliki kemampuan layanan push e-mail, telepon, SMS, menjelajah Internet, dan berbagai kemampuan nirkabel lainnya. Penggunaan gadget canggih ini begitu fenomenal belakangan ini, bahkan kemudian menjadi suatu kebutuhan untuk fashion. Saat ini BlackBerry merupakan alat komunikasi yang lazim digunakan oleh kalangan professional untuk menunjang pekerjaannya, terutama mereka yang berusia muda, dan berada di kota. Gadget ini menarik kaum muda terutama karena BlackBerry juga memiliki aplikasi situs jejaring sosial seperti Facebook dan Twitter dan BlackBerry Messenger. Suatu produk yang dipersepsikan unggul oleh konsumen dan meraih tingkat penjualan yang tinggi dapat dikatakan berhasil saat ini. Namun keberhasilan ini tentunya perlu dipertahankan sehingga nasib BlackBerry tidak seperti produk communicator yang saat ini mulai ditinggalkan konsumen. Salah satu ukuran keberhasilan dalam pemasaran adalah kemampuan suatu produk untuk mempertahankan dan meningkatkan pangsa pasar (Kotler & Keller, 2006). Salah satu ukuran agar pangsa pasar tetap dapat dipertahankan dan ditingkatkan adalah adanya pembelian kembali atau pembelian ulang produk atau merk yang sama. Goodwin dan Ball (2003) mengatakan pembelian kembali oleh konsumen sangat penting dalam mempertahankan profitabilitas dan keberhasilan suatu bisnis. Model perilaku konsumen disebut model stimulus – response karena pada dasarnya konsumen memberikan respon terhadap stimuli yang diterimanya. Model ini diawali dengan stimuli pemasaran dan lingkungan yang diterima konsumen. Selanjutnya, serangkain proses psikologis dan karakteristik konsumen menentukan keputusan pembelian yang akan diambil seorang konsumen. Schiffman dan Kanuk (2007) menyebut berbagai faktor psikologi ini sebagai psikologi konsumen yang terdiri dari motivasi, persepsi, pembelajaran dan sikap. Motivasi adalah kekuatan yang menggerakan seseorang untuk melakukan suatu aktivitas atau kegiatan yang mengarah pada perilaku yang diinginkan oleh seseorang tersebut. Persepsi adalah suatu proses dimana seseorang memilih, mengatur, dan menafsirkan stimuli menjadi informasi yang dapat memberikan suatu gambaran mengenai sesuatu yang bermakna (Schiffman dan Kanuk, (2007). Solomon (2009) mengatakan persepsi melibatkan sistem indera manusia. Stimuli yang terdiri dari gambar, suara, bau, rasa, dan tekstur akan ditangkap oleh panca indera manusia yang terdiri dari mata, telinga, hidung, mulut, dan kulit. Sedangkan pembelajaran merupakan proses dimana para individu memperoleh pengetahuan dan pengalaman tentang pembelian dan berkonsumsi yang akan mereka terapkan untuk perilaku di masa yang akan datang (Schiffman dan Kanuk, 2007). Pada dasarnya terdapat dua pendekatan dalam pembelajaran konsumen yaitu: (a) pendekatan perilaku (behavioral approach) yaitu proses belajar yang terjadi karena respon konsumen terhadap suatu stimulus atau lingkungan konsumen; (b) pendekatan kognitif (cognitive approach), dimana pembelajaran dipandang sebagai penyelesaian masalah. Proses belajar kognitif adalah belajar yang dicirikan oleh adanya perubahan pengetahuan, yang menekankan pada proses mental (berpikir) konsumen untuk mempelajari informasi. Proses kognitif membahas bagaimana informasi ditransfer dan disimpan di memori jangka panjang (Blackwell, et al, 2001). Sikap adalah evaluasi menyeluruh seseorang terhadap suatu objek yang dilihat atau yang dirasakan, yang kemudian memberikan sebuah kesimpulan mengenai objek tersebut (Solomon, 2009). Kesimpulan yang umum diberikan adalah baik atau buruk, menguntungkan atau tidak menguntungkan, dan positif atau negatif terhadap objek yang dievaluasi. Berdasarkan salah satu model sikap yaitu tricomponent attitude model, sikap terdiri dari tiga komponen utama yaitu komponen kognitif, afektif, dan konatif. Bagian pertama dari model ini terdiri dari kognisi seseorang, yaitu pengetahuan dan persepsi yang diperoleh dari kombinasi pengalaman langsung dengan obyek sikap dan informasi terkait dari berbagai sumber. Komponen kedua adalah afektif yang terbentuk dari emosi dan perasaan seseorang tentang objek tertentu. Komponen terakhir dari model ini (konatif) berkaitan dengan besarnya kemungkinan atau kecenderungan seseorang untuk berperilaku tertentu. B. Tujuan Penelitian Penelitian ini akan menyelidiki pengaruh psikologi konsumen terhadap keputusan pembelian. Adapun faktor-faktor psikologi yang akan diselidiki dalam penelitian ini adalah elemen-elemen psikologi konsumen. Menurut Kotler & Keller (2006) keputusan pembelian suatu produk dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu stimuli pemasaran (bauran pemasaran), stimuli lingkungan (ekonomi, teknologi, politik dan budaya), kraktersitik konsumen (budaya, sosial dan personal), dan psikologi konsumen (motivasi, persepsi, pembelajran dan ingatan). Faktor-faktor psikologi konsumen ini adalah motivasi, persepsi, pembelajaran, dan sikap. Keputusan konsumen dalam penelitian ini adalah pembelian kembali produk BlackBerry. C. Metode 1. Subjek · Mahasiswa pengguna Blackberry di salah satu Univeritas Swasta Jakarta · 83 responden laki-laki dan 117 responden prerempuan. · Usia antara 17 tahun (mahasiswa semester pertama) sampai dengan 24 tahun (semester akhir). Uang saku mereka bervariasi mulai dari Rp. 500.000 per bulan sampai dengan lebih dari Rp. 2.000.000 per bulan, dengan mayoritas memiliki uang saku sebesar Rp. 2.000.000 sebanyak 79 orang atau sekitar 40%-nya. 2. Teknik Pengambilan Data Alat ukur yang digunakan adalah kuesioner multikotomis, dimana subjek memiliki lebih dari dua alternatif tanggapan atas pernyataan yang diajukan berupa sangat setuju, setuju, netral, tidak setuju, dan sangat tidak setuju (skala likert). Setelah masing-masing tanggapan diberikan bobot nilai maka semua pernyataan dapat dirubah dalam bentuk bilangan. Definisi operasional masing-masing variabel yang disusun berdasarkan hasil penelitian sebelumnya dan konsep perilaku konsumen kemudian dijadikan dasar untuk penyusunan kuesioner. Selanjutnya kuisioner mengalami beberapa kali uji coba sampai dipenuhi syarat valid dan reliabel. Hasil uji validitas dan realibilitas menghasilkan nilai corrected item total correlation untuk semua indikator pada masing-masing variabel dengan nilai lebih dari 0.3 dan nilai cronbach alpha untuk masing-masing variabel lebih besar dari 0.7 (motivasi = 0,709; persepsi = 0,712; pembelajaran = 0,719; sikap = 0,711; pembelian kembali = 0,860) . 3. Analisa Data Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda. Sebagai variabel dependen (Y) adalah keputusan pembelian kembali. Variabel independennya adalah motivasi (X1), persepsi (X2), pembelajaran (X3), dan sikap (X4). Analisis didahului dengan uji asumsi klasik regresi berganda. Pengujian hipotesa dilakukan melalui uji statistik yaitu uji F (secara keseluruhan) untuk mengetahui apakah variabel independen secara keseluruhan dapat digunakan untuk menjelaskan variabel dependen, dan uji t (secara parsial) untuk mengetahui variabel independen yang mana dari motivasi, persepsi, pembelajaran, dan sikap yang mempengaruhi secara signifikan keputusan pembelian kembali (variabel dependen). Juga dihitung angka R-Square untuk mengukur kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen. D. Hasil dan Pembahasan 1. Hasil Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari keempat faktor psikologi konsumen yang merupakan variabel inependen, hanya sikap yang mempengaruhi secara signiffikan terhadap keputusan pembelian kembali, dengan nilai t sebesar 4,816. Artinya sikap yang positif terhadap produk BlackBerry akan meningkatkan kecenderungan pembelian kembali produk BlackBerry. Hasil ini sesuai dengan prediksi awal yang dituangkan dalam hipotsesis penelitian (H4). Semakin positif sikap pengguna terhadap produk BlackBerry maka semakin tinggi kemungkinan untuk melakukan pembelian kembali produk BlackBerry. Demikain sebaliknya semakin negatif sikap pengguna BlackBerry terhadap produk BlackBerry maka kemungkinan akan melakukan pembelian kembali produk BlackBerry juga menurun. Hasil ini memberikan implikasi akan perlunya pemasar BlackBerry untuk tetap menjaga dan meningkatkan sikap positiff konsumen terhadap produk BlackBerry. Hasil penelitian juga memperlihatkan bahwa ternyata motivasi, persepsi, dan pembelajaran tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian kembali produk BlackBerry. 2. Pembahasan Berdasarkan hasil dari penelitian ini, tinggi rendahnya ketiga variabel tidak memberikan dampak terhadap tinggi rendahnya kemungkinan konsumen untuk membeli kembali produk BlackBerry. Implikasinya, apabila pemasar memiliki sumberdaya yang terbatas, maka dalam konteks penelitian ini sebaiknya sumberdaya ini hanya diarahkan dan dialokasikan untuk mengubah sikap konsumen ke arah yang lebih positif. Hasil penelitian yang tidak sesuai dengan prediksi ini diperkirakan terjadi karena walaupun sampel dalam penelitian ini adalah semuanya pengguna BlackBerry namun mereka berasal dari kalangan yang majemuk dengan uang saku yang bervariasi mulai dari Rp. 500 ribu sampai dengan lebih dari Rp. 2 juta per bulan. Latar belakang ini menyebabkan bervariasinya motivasi mereka sedangkan kemungkinan mereka untuk melakukan pembelian kembali relatif sama. Demikian juga mereka memiliki perspepsi terhadap BlackBerry yang cenderung bervariasi. Diperkirakan mereka menggunakan berbagai tipe BlackBerry yang memiliki perbedaan harga yang cukup tinggi (dari sekitar Rp. 2 jutaan sampai dengan Rp. 6 jutaan, dan menggunakan BlackBerry baru maupun bekas (second hand) dengan perbedaan harga yang cukup signifikan. Sebagian besar dari mereka diperkirakan juga belum menganggap bahwa BlackBerry merupakan merk yang mapan dikarenakan merk ini relatif masih baru dan baru beberapa tahun terakhir ini dikenal luas di berbagai kota besar di Indonesia (tahun 2008). E. Kesimpulan dan saran 1. Kesimpulan Hasil penelitian menunjukan bahwa psikologi konsumen mempengaruhi keputusan pembelian kembali produk BlackBerry. Sikap merupakan elemen dalam psikologi konsumen yang mempengaruhi keputusan pembelian kembali secara signifikan. Hasil ini memberikan arahan kepada pemasar produk BlackBerry untuk memberikan perhatian yang maksimal terhadap sikap konsumen terhadap BlackBerry. Penelitian ini tidak mendata apakah responden membeli BlackBerry baru ataukah bekas. Demikian juga tidak didata jenis BlackBerry yang mereka gunakan. Kedua aspek ini diduga juga ikut memberi dampak pada hasil penelitian. 2. Saran Untuk peneliti disarankan untuk menggunakan sampel dari kalangan professional (non mahasiswa) yang saat ini terlihat banyak menggunakan BlackBerry dalam aktivitas mereka sehari hari.